Tindakan Gawat Darurat ketika Digigit Ular

  • Mar 06, 2023
  • parwotobrother
  • KESEHATAN

Banyak tip yang beredar terkait dengan penanganan gigitan ular berbisa. Mulai disedot, diikat, hingga dioles bahan tertentu. Padahal, semua itu hanyalah mitos yang bisa menghambat penanganan terhadap korban. —

klunggen.desa.id | Indonesia memiliki keragaman jenis ular yang tinggi. Dr dr Tri Maharani MSi SpEm mencatat, hingga kini, tercatat ada sekitar 370 jenis ular di tanah air. Sebanyak 70 jenis di antaranya berbisa. Meski ”dekat” dengan ular, dia menyayangkan pengetahuan masyarakat tentang ular dan penanganan terhadap korban bisa ular masih buruk.

”Pemakaian obat herbal sampai teknik mengeluarkan bisa dari darah cuma mitos. Tidak berdasar riset atau evidence-based,” tegasnya.

Ahli toksikologi itu menjelaskan, teknik ikatan yang masih banyak diajarkan dan dipraktikkan juga tidak tepat. Sebab, Maha –sapaan Tri Maharini– mengungkapkan bahwa bisa ular menyebar lewat sistem limfatik atau kelenjar getah bening. Bukan peredaran darah.

Dokter yang masuk jajaran advisor Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk kasus gigitan ular tersebut menuturkan, setiap ular memiliki bisa yang khas. Ada yang menyerang sistem kardiovaskular, pernapasan, hingga saraf. Nah, ketika masuk tubuh, bisa akan beredar bersama cairan getah bening. Pemicunya, gerakan otot.

Karena itu, Maha menegaskan bahwa imobilisasi wajib segera dilakukan sebagai pertolongan pertama. Tujuannya, mengunci bagian yang terkena gigitan agar tidak bergerak. ”Saat ada pergerakan otot, limfa bakal memompa cairan ke seluruh tubuh. Nah, ketika terkena gigitan ular, bisa akan ikut diedarkan beserta cairan tadi,” paparnya.

Spesialis emergency itu menilai, imobilisasi yang dilakukan cermat dan tepat bisa membantu pemulihan pasien. ”Harapan kita, (persebaran) masih dalam fase lokal. Belum sistemik atau mengenai sistem organ,” tutur Maha.

Setelah mendapat pertolongan pertama, pasien sebaiknya lekas dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas atau RS. Korban gigitan ular pun bakal diobservasi. ”Dari hasil itu, dokter akan lihat. Apakah perlu diberi medikasi tambahan, diberi serum antibisa ular (SABU), atau harus dirujuk ke faskes yang lebih besar,” papar alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, tersebut.

Maha menyatakan, SABU bukan obat untuk segala kasus gigitan ular. Dia menilai SABU di tanah air hanya ampuh untuk tiga jenis ular berbisa. ”SABU berisi protein dan enzim. Jadi, kalau jenis ularnya tak sama, SABU tidak bakal bekerja,” ungkap Maha.

Di sisi lain, antibisa juga relatif mahal dan sulit didapat di daerah. Dokter yang aktif di kegiatan kesukarelawanan itu menuturkan bahwa penanganan tepat bisa meningkatkan kans selamat. ”Kalau treatment tepat, tak perlu amputasi. Luka dan bekasnya pun bisa dirawat seperti luka biasa,” tandasnya.

FIRST KIT UNTUK GIGITAN ULAR

  • Bidai atau bilah kayu/bambu yang bersih

  • Mitela atau kain pengikat lain yang nonelastis

  • Elastic band

  • Plester atau bolpoin untuk menandai bengkak

  • Analgesik

PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR

  • Jika mengenai organ gerak, hindari pergerakan otot yang bisa berpotensi menyebarkan bisa.

  • Pertahankan pasien dalam posisi berbaring dan tenang.

  • Balut segera bagian di bawah dan atas gigitan dengan perban tebal nonelastis. Pastikan balutan rapat seperti saat membalut cedera terkilir.

  • Pasang bidai (atau bilah kayu/bambu yang bersih) dan kencangkan dengan mitela atau kain.

  • Jika gigitan ada di bagian tangan, gunakan sling atau gendongan.

  • Bila muncul bengkak, tandai bengkak dengan plester setelah dibidai.

  • Untuk keluhan nyeri, berikan analgesik atau obat pereda nyeri.

  • Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

  • Jika mengenai mata, pada beberapa kasus, ular menembakkan (spitting) bisa hingga 2–3 meter. Berikut langkah awal yang harus dilakukan.

  • Baringkan pasien dan aliri kedua mata pasien dengan air bersih atau cairan infus. Jumlah cairan yang dibutuhkan 3–6 liter.

  • Untuk mempermudah, gunakan slang untuk mengalirkan air ke mata.

  • Bisa ular bersifat mirip dengan cairan asam. Hindari mengucek atau menggosok bagian mata. Jika telanjur, segera hubungi spesialis mata untuk penanganan lebih lanjut.

(p4r)